REVIEW KONSTRUKSI DAN REPRODUKSI SOSIAL ATAS BENCANA ALAM - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, December 8, 2016

REVIEW KONSTRUKSI DAN REPRODUKSI SOSIAL ATAS BENCANA ALAM


Nama.  : Teguh Kasiyanto
NIM      : 140910302053
Prodi    : Sosiologi
Matkul : Analisis Resiko Benca
         Bencana biasanya datang dengan membawa berbagai dampak. Meskipun sebagian dari dampak tersebut adalah positif namun tak sedikit dari manusia yang merasakan dampak negatif dari perencanaan tersebut. Memang bencana alam yang terjadi seperti erupsi gunung berapi misalnya akan dapat menambah kesuburan tanah, namun dibalik itu semua ada banyak kepedihan yang tercipta karena adanya bencana. Dalam setiap bencana alam yang terjadi korban-korban kejatuhan dan banyak diantara mereka yang harus kehilangan nyawa. Namun sebenarnya penderitaan yang sangat menyayat hati justru dialami oleh mereka mereka yang masih hidup. Mereka yang tersisa dari terjadinya bencana tersebut hanya bisa memandangi Tuhan dalam Tuhan rumah mereka. Mereka hanya bisa mengharapkan jasad dari anak, istri, suami, dan anggota yang lain dari keluarga mereka agar segera ditemukan. Bagi mereka dalam sisa-sisa semangat hidupnya menemukan jasad dari anggota keluarganya sangatlah penting. Tekanan-tekanan psychologist dan mental harus mereka hadapi. Di tengah ketidakpastian hidup yang mereka jalani dan semangat semangat yang sudah mulai memudar, maka mereka haruslah Tetap bertahan. Mereka tak boleh berputus asa Walaupun mungkin mereka hidup ini sudah tak memiliki makna. Ratap ratap tangis anak kecil merindukan kehadiran ayahnya, ibunya, bahkan saudara-saudaranya akan terdengar dalam setiap kehadiran bencana. Di tengah ketidakmengertian mereka akan garis kehidupan mereka hanya bisa menangis, meratap, bahkan mengadu pilu pada dirinya sendiri. Sosok yang selama ini selalu hadir dalam hidup mereka kini telah pergi jauh suatu tempat yang tidak mungkin dapat mereka jangkau. Kesedihan kesedihan yang terus merajalela dalam lingkaran ternak mereka tak boleh dibiarkan terlalu lama. Mereka harus kembali bangkit. Hidup mereka Belumlah sepenuhnya berakhir. Masih banyak hal yang dapat mereka lakukan. Anak-anak itu dan seluruh korban yang lain mereka harus kembali mendapatkan semangat hidupnya. Hal ini bukanlah sebuah pelarian dari permasalahan, akan tetapi merupakan suatu kewajiban untuk suatu penyelesaian. Setiap mereka yang datang atau bahkan sukarelawan harus mengerti mengenai bagaimana seharusnya seluruh korban dari bencana tersebut agar dapat memperoleh semangat hidupnya kembali. Ya. Emang hari ini Bukankah 1 perkara yang mudah untuk diselesaikan. Akan tetapi dengan mengetahui kondisi konstruksi dan struktur sosial yang berlaku pada masyarakat tersebut dapat menjadikan setiap setiap pihak yang terlibat dalam penanggulangan lebih mudah dalam mencari jalan keluar.
         Bencana memang tampaknya tidak jauh dari kita semua. Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia memiliki banyak potensi bencana. Jika kita belajar dari pengalaman bahkan hingga catatan-catatan sejarawan, naga kita akan menemukan Banyak fakta tentang bencana bencana yang telah memporak-porandakan kehidupan masyarakat. Pada era modern telah terjadi gempa dengan kekuatan yang sangat dahsyat berskala9,2SR di sekitar Samudra Hindia. Gempa yang terjadi pada tanggal 26 Desember tahun 2004 ini mengakibatkan tsunami yang begitu Dahsyat. . Ratusan ribu rakyat Indonesia menjadi korban tewas dari bencana ini. Bahkan negara-negara disekitar Indonesia seperti halnya Thailand, Vietnam, Sri Lanka, dan negara-negara di bagian Afrika Timur juga turut menjadi korban.  Tentu bukan hanya itu saja korban jiwa yang harus dipaksa merasakan penderitaan karena ditinggal keluarganya sangat banyak ditemui. Bencana tsunami ini sudah menimbulkan begitu banyak kekacauan. Padahal sebelumnya Aceh begitu berat dan begitu terkenal dengan agamanya. Hal yang serupa juga pernah terjadi sekitar 174 tahun sebelumnya dimana banyak penduduk Aceh yang juga menjadi korban. Selain tsunami Aceh yang dahsyat kita juga mengetahui letusan Gunung Tambora yang begitu mematikan. Letusan Gunung Tambora ini menghancurkan peradaban  empat kerajaan yang berada di sekitarnya. Letusan yang terjadi pada tahun 1815 ini menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan umat manusia di belahan bumi utara. Gunung Tambora yang semula memiliki ketinggian 4.200 meter di atas permukaan laut setelah meletus kini tingginya hanya tinggal 2.800 meter diatas permukaan laut. Sepertiga dari gunung ini ikut meledak dalam letusan di tahun 1.815. Abu vulkanik dari letusan gunung ini bertiup ke arah utara hingga menciptakan suatu kondisi dimana belahan bumi utara tidak mengalami musim panas dalam satu tahun. Dengan kondisi ini seluruh proses cocok tanam di belahan bumi utara menjadi gagal panen. Sehingga kelaparan kelaparan terjadi disegenap penjuru belahan bumi utara. Selain dua peristiwa bencana besar ini masih terdapat bencana bencana alam lain di negara kita sangat menggemparkan dunia. Pada tahun 1.883 Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda meletus. Letusan gunung ini menimbulkan guncangan yang besar pada lempeng-lempeng tektonik bumi, sehingga tsunami besar pun terjadi dan tsunami ini bahkan hingga mencapai daratan Amerika. Letusan besar Danau Toba di masa purba hingga kini masih tercatat sebagai bencana dahsyat yang pernah terjadi di bumi. Penatusan tokoh tersebut membentuk sebuah danau dan pulau ditengahnya yang hingga kini masih dapat kita saksikan keberadaannya. Dari paparan laporan diatas sungguh tidak dapat kita elakkan Jika negara kita memang memiliki kerentanan bencana yang sangat tinggi terutama dalam hal bencana alam. Faktor geologis dan geografis dari negara Indonesia menyebabkan negara kita menjadi sangat jenis bencana alam. Hampir segala jenis bencana alam dapat kita temui di negara kita. Namun demikian pengetahuan manusia tentang bencana dan penanggulangannya serta pencegahannya saat ini sungguhlah masih minim. Kecerdasan manusia dalam menciptakan berbagai barang-barang canggih masih belum mampu mengendalikan alam sepenuhnya.
         Di kalangan kaum intelektual terdapat beberapa pandangan mengenai posisi bencana dan manusia. Dalam pandangan pertama penjahat diletakkan terpisah dari kerangka pengalaman manusia. Bencana diidentikkan dengan sesuatu yang tidak dapat diprediksi serta menjadi kekuasaan mutlak dari alam. Oleh sebab itu pada masa-masa pemikiran ini berkembang masyarakat banyak menjadi korban dari bencana. Karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam merespon dan menghadapi setiap bencana yang datang. Dalam pandangan kedua bencana dan manusia diletakkan saling sejajar sehingga diantara mereka berdua saling bertaut pengalaman manusia menjadi bahan pertimbangan. Dengan demikian manusia dapat mempersiapkan dan mengantisipasi setiap bencana yang akan terjadi. Dengan adanya pengetahuan pengetahuan tentang bencana terutama bencana alam maka masyarakat menjadi semakin cerdas dan siap dalam menghadapi bencana. Di era modern ini masyarakat harus memiliki banyak pengetahuan sebagai bekal bagi mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dalam pandangan kedua ini juga dipertegas bahwasanya bencana dapat terjadi tidak hanya karena alam sendirinya, akan tetapi eksplorasi dan eksploitasi terhadap alam yang berlebihan oleh manusia dapat memicu munculnya sebuah bencana.
         Dalam upaya mengenai pendefinisian dari istilah bencana menimbulkan berbagai pertentangan dari belahan pihak. Mereka saling berebut mendefinisikan saling berebut mengartikan dan saling berebut untuk menggambarkan dampak dari bencana. Tentu hal ini Bukankah karena mereka adalah orang-orang mulia yang senantiasa peduli pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi Malaysia memiliki kepentingan masing-masing berkaitan dengan terjadinya sebuah bencana. Tentu mereka tidak terlalu berkepentingan apalagi mencari muka di depan manusia-manusia yang sedang ditimpa kesialan. Tetapi faktor material atau faktor ekonomi menjadikan mereka semangat kiat dalam berbincang tentang bencana. Hal ini tentu dapat kita katakan sebagai usaha untuk memangsa saudara sendiri. Akan tetapi silaunya materi membuat mereka menyurutkan langkah.
        Bencana alam dalam pandangan struktural dapatkan dengan Arabnya hubungan antara manusia dan bencana alam itu sendiri. Tentu hal ini juga berkaitan dengan dijadikannya masyarakat sebagai tumpuan analisis dari setiap peristiwa bencana. Sejarah manusia dari zaman ke zaman dari masa ke masa juga akan dapat memberi gambaran tentang evolusi dan sikap manusia terhadap bencana dalam kurun waktu tertentu. Setelah bencana terjadi akan terdapat dua kemungkinan dimana kemungkinan pertama masyarakat akan berusaha mempertahankan kehidupan mereka sebagaimana sebelum terjadi bencana. Akan tetapi dapat pulang anggota masyarakat yang lain melihat celah dan peluang untuk memajukan dirinya dan anggota masyarakat di sekitarnya. Semua ini memang tergantung pada konteks dan kondisi masyarakat di suatu tempat. Dan dengan hal ini pula kita dapat mencari gambaran tentang hal yang ideal pada masyarakat setelah terjadinya bencana alam. Sebagai contoh sebelum gempa Jogja terjadi pada tahun 2005 sebagian besar masyarakatnya hidup di bawah kemiskinan dengan pemukiman yang sangat tidak layak. Tetapi dengan terjadinya gempa masyarakat dapat melihat peluang perubahan. Singa mulai berubahlah pola pikir mereka dan yang sangat tradisional menjadi titik modern dan pemukiman pemukiman mereka menjadi lebih layak huni. Tentu Mereka bisa saja tidak menyebakan di pembangunan dan membangun rumah yang sesuai seperti sedia kala. Namun karena mereka belajar dari pengalaman maka mereka memutuskan untuk menerima perbaikan perbaikan dari pemerintah, Walaupun mungkin diantara mereka ada yang tidak sepakat dengan konsep yang ditawarkan.

1 comment:

Post Top Ad

Responsive Ads Here