KKL, PERJALAN PERTAMA KE PULAU DEWATA (Bagian 2) - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, November 25, 2017

KKL, PERJALAN PERTAMA KE PULAU DEWATA (Bagian 2)

Reporter : Teguh Kasiyanto

Hujan di luar masih turun dengan lebatnya. Kamis rombongan sudah menyelesaikan sholat dzuhur. Kami sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Suhu suhu di tempat ini sangatlah dingin, ditambah dengan kabut yang merayap di dahan dahan pepohonan membuat suasana semakin sejuk dan tenang.

Baca juga:
http://ilmubarokahmanfaat.blogspot.co.id/2017/11/kkl-perjalan-pertama-ke-pulau-dewata.html

Satu persatu dari kami mulai memasuki bus kembali. Karena hujan yang masih turun, kami pun bergantian menggunakan payung untuk sampai ke depan pintu bus. Nampaknya teman-teman sudah kekenyangan siang ini. Tak lama setelah bus melaju, suasana bus menjadi hening. Banyak di antara teman-teman yang sudah mengembara ke alam mimpinya masing-masing.
Bus melaju dengan kecepatan sedang. Tour guide yang menemani kami sesekali memberikan informasi yang menurutnya penting untuk diinformasikan. Akan tetapi Meskipun demikian, teman-teman lebih asyik mengembara ke alam mimpi daripada mendengarkan informasi. Maklumlah, perut kenyang ditambah suasana gerimis di luar bus memang adalah suasana yang cukup mendukung untuk melaksanakan tidur siang.
Bus melalui jalan yang terkadang berkelok-kelok. Tour gaet rombongan kami menginformasikan bahwa sebentar lagi kami akan sampai di tempat tujuan. Benar saja, Tak lama kemudian bus pun berhenti dan parkir. Teman-teman yang tadi minyak dalam tidur siangnya sudah mulai bangkit dari kursi peraduannya. Yang mereka cari pertama kali saat turun dari bus adalah toilet. Nampaknya Mereka banyak yang kebelet. Nampaknya Mereka banyak yang kebelet Entahlah kebelet apa. Yang pasti bukan kebelet nikah.
Suasana pedesaan yang masih Asri sangat terasa di sini. Meskipun cuaca di sore itu diselimuti mendung dan gerimis gerimis manja, namun tak membuat kami malas untuk menikmati nuansa Bali tempo dulu. Desa adat Penglipuran adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Kisah ini sangat unik. Mengapa demikian.? Meskipun serangan globalisasi dan pembangunan menggempur Bali semenjak lama, namun penduduk desa ini masih Memegang teguh adat istiadat leluhurnya. Arsitektur bangunan di desa ini, masih menggambarkan Bali di era klasik. Namun tentunya, dengan adanya aspal dan paving justru membuat daerah ini tak nampak klasik secara kualitas jalan.

Desa adat Penglipuran banyak didatangi oleh wisatawan. Dalam kondisi gerimis seperti ini pun, masih dijumpai wisatawan dari berbagai daerah baik nasional maupun internasional. Antara satu rumah dengan rumah yang lain memiliki keunikan yang sama, yakni bentuk gapura dan rumah yang sama-sama mempertahankan bentuk arsitektur Bali. Kami berjalan-jalan di desa ini. Meskipun tak cukup lama kami disini, akan tetapi bagi saya pribadi sudah cukup memberi gambaran tentang Suku Bali yang masih memegang culture Peninggalan nenek moyang.
Cahaya berkumpul dengan teman-teman. Ada yang foto bersama, Ada pula yang foto sendiri sendiri. Ya hitung-hitung biar tidak rugi. Bayar mahal mahal tapi tidak ada dokumentasi. Jadi, kita foto rame-rame. Kata istilah jaman now, no foto hoax. Lumayan, minimal dapat memenuhi akun medsos masing-masing.
Pukul 16.30 WITA kami berkumpul di dalam bus. Waktu satu setengah jam sudah cukup untuk memuaskan hasrat mereka yang hobi berselfie ria. Lanjut pir, teman-teman sudah berteriak. Bus yang beroda empat Inipun mulai merangkak di jalanan Pulau Dewata. Kontur jalan yang mendukung ditambah aspal yang bagus, membuat bus ini melaju dengan minim guncangan. Di antara teman-teman ada yang kembali terlelap. Teman-teman yang lain pun beramai-ramai banyak ikan lagu-lagu dangdut koplo sekaligus bercanda satu sama lain. Bus pun tak terlalu sepi. Karena teman-teman pun sedikit berteriak-teriak dalam bus.
Senja mulai meliputi Pulau Dewata. Matahari telah bersembunyi dalam liang peraduannya. Bus yang kami tumpangi sudah menapaki tepian kota Denpasar. Tujuan kami adalah Hotel Nirmala, malam ini kami akan beristirahat di hotel ini untuk mempersiapkan tenaga yang lebih besar di esok hari. Pukul 18.00 WITA kami telah memasuki area hotel. Selanjutnya kami diberikan kunci kamar masing-masing. Satu kamar berisikan 4 orang. Tentu saja 4 orang tersebut orang-orang yang sejenis bukan yang berlawanan jenis.
Kami pun menuju lantai dua. Aku sendiri satu kamar dengan Joko, Aam dan Hamid. Kami berempat masuk bersama-sama ke dalam kamar tersebut. Kami langsung mencoba merebahkan diri di atas kasur. Rasanya sangat luar biasa sekali. Mengingat tadi malam kami tertidur di atas bus. Satu persatu dari kami mandi bergantian. Aku pun mandi dengan menggunakan air hangat. Rasanya mandi dengan air hangat sangat menyegarkan tubuh yang merasakan penat. Selepas mandi dan berganti pakaian, kami bersama-sama menuju lantai lima untuk menikmati makan malam. Perut ini sudah meronta-ronta untuk diisi bahan-bahan makanan.

Pukul 20.00 WITA kami sudah melaksanakan makan malam. Agenda malam ini adalah bersantai menikmati suasana Pulau Dewata. Akan tetapi teman-teman nampaknya sudah benar-benar dicekam oleh rasa lelah dan kantuk luar biasa. Mereka tidur di kamar masing-masing dengan sangat lelapnya. Malam Kini aku sendiri akan bertemu dengan salah seorang alumni FISIP Universitas Jember yang kebetulan bekerja di Denpasar.


Hari ini aku belum ngopi. Jadi, aku mengajak Joko untuk turun ke bawah. Joko yang biasanya hobby dengan asap rokok, nampaknya juga sedang membutuhkan rokok. Kami pun keluar dari hotel. Kami pun menuju sebelah kiri hotel, di sana terdapat sebuah minimarket. Waktu itu, Aku membeli beberapa snack, kopi dan Sprite. Joko pun juga membeli bungkus rokok untuk menemani malamnya. Setelah itu, kamipun masuk ke hotel dan duduk di kursi yang ada di dekat resepsionis. Sembari menikmati sebotol kopi, kami duduk bersantai, mencoba menghilangkan rasa penat yang menggerogoti kesadaran kami.

Pukul 22.00 WITA, saya sudah ditunggu oleh orang tersebut. Segeralah aku turun menggunakan lift hotel menuju lantai dasar. Kami ngobrol bersama di depan Hotel sembari menikmati segelas kopi. Tak lama kemudian seorang alumni yang lain pun juga datang, dia adalah sahabat Haris. Dia membawa sebungkus gorengan yang masih sangat hangat. Jadilah Kami mengobrol semakin asyik. Apalagi kami juga ditemani oleh kopi yang menghilangkan rasa kantuk. Pukul 2330 WITA, mereka berpamitan untuk kembali ke kos. Aku pun mengucapkan terima kasih karena mereka sudah sudi menyempatkan diri untuk bertemu. Begitulah agenda di hari itu. Selanjutnya aku kembali ke kamar untuk beristirahat sembari menonton berita di televisi. Karena wifi id Hotel ini sangat lemot, jadi tidak dapat digunakan untuk beryoutube ria

BERSAMBUNG.........

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here