Contoh Catatan Observasi - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, November 22, 2016

Contoh Catatan Observasi

CONTOH CATATAN OBSERVASI SEDERHANA DAN SINGKATSOSIOLOGI INDUSTRI
   
   Observasi Pertama
         Pada Observasi Pertama ini, saya mengajak seorang teman yang dapat mengendarai sepeda motor. Sore itu sekitar pukul setengah empat sore saya dan sahabat yang bernama Muhammad Fatihun Nada berangkat dari Kampus menuju BOBIN di daerah Candi Jati Kecamatan Arjasa. Sore itu cuaca mendung di iringi angin yang berhembus mesra meniupkan kabar bahagia.
        Dengan semangat kami berangkat menuju BOBIN. Dari FISIP kami berjalan ke Utara dengan perlahan. Di jalan Kalimantan seperti biasa begitu ramai. Sampai di Pertigaan lampu merah Jambu Mastrip, kami belok kanan menuju arah Bondowoso. Di jalan jalan tersebut kondisinya tidak jauh berbeda. Sembari terus melaju sesekali kami membahas tugas tugas kuliah. Ya begitulah, meskipun berbeda jurusan kami sangat akrab karena sering mengadakan diskusi diskusi kecil. Sampai di POM bensin Baratan kanan jalan, kami memutuskan untuk mengisi bensin. Karena setelah survei kami akan ke Gumukmas. Kondisi di SPBU Baratan sore itu begitu Rama. Padahal biasanya di siang dan malam hari tidak begitu ramai. Antrean kendaraan kendaraan baik bermotor maupun yang beroda empat agak menular. Sepertinya para pekerja Kantoran dan pabrik sudah mulai undur diri dari kesibukannya hari ini. Berapa Mas...? Pertanyaan petugas SPBU itu sedikit membubarkan serangkaian tanya dalam hati. Aduuuh.....!!!! Ya begitulah dampak terlalu fokus pada tugas mata kuliah yang belum pernah ku alami sebelumnya. Tugas yang sangat membuat aku dan teman-teman kebingungan. Tapi tentunya hal ini akan bermanfaat bagi kami di kemudian hari. "Ayo Guh selak sore." Kata Nada temanku.
        Setelah selesai mengisi bensin kami kembali tancap gas. "Ayo lanjut Nad." Kataku. Arjasa tak jauh lagi. Dengan perlahan kami terus melaju. Sampai sebelum lampu merah Nada bertanya. "Endi Iki Guh.?" Aku menjawab. "Karena Mbak Risa kongkon terus pabrike kanan dalam." Kata saya. Kami lantas berhenti untuk bertanya. "Pak pabrik cerutu di daerah mana.?" Tanyaa Nada. "Teros beih Cong deggik e kangannah embung." Jawab bapak itu. "Mator keselangkong Pak, Toreh." Begitu jawabku. Kami pun terus melanjutkan perjalanan menuju BOBIN. Melintasi SPBU Arjasa di kiri jalan terlihat dalam jangkauan pandanganku yang sang minim terlihat kondisi juga sangat ramai. . Empat menit kemudian kami sudah sampai di lokasi yang dimaksudkan. Kondisi di lokasi sangat ramai. Waktu itu ada seorang satpam yang mengatur lalu lintas. Sepertinya beberapa pekerja dan pegawai pabrik sedang pulang. Terus terus, begitulah satpam mengatur lalu lintas sesekali diiringi bunyi peluit. Kami berhenti di seberang pabrik sembari memperhatikan dan mendengarkan suara suara dari sekitar. Sekitar dua puluh menit kami mengamati sekeliling. Sekitar pukul empat dua puluh menit kami memutuskan untuk berangkat ke Gumukmas. Demikian Observasi singkat saya yang pertama. Pada Observasi ini saya masih kurang paham dengan kondisi. Mungkin karena terlalu singkat atau karena aku terlalu bodoh dalam membaca kondisi.
   Observasi Kedua
        Saya melakukan observasi Kedua pada hari Jumat tanggal 22 Oktober 2016. Terdengar mepet UTS memang. Tapi memang pada hari inilah saya tidak memiliki kesibukan kecuali nanti sore harus menjadi Imam Sholawat Nariyah rutinan tiap Jumat di mushola balai Kelurahan Sumber Sari. Selain itu baru hari ini juga saya mendapat teman untuk Observasi. Ya maklumlah saya tidak dapat mengendarai sepeda motor sendiri. Saya melakukan observasi ini bersama dengan teman satu kelompok yang bernama Muhammad Muslim Al Hasani. Saya terlebih dahulu menuju Kos kosan Muslim. Sampai di Kos Muslim sekitar pukul dua siang. "Beremmah Keh deddih Observasi.?" Kata Muslim. "Yeh deddih Keh, majuh Mon melemah." Jawabku.  "Arep nangdi Mbah Dukun.?" Tanya Mas Izzuddin padaku. "Arep Observasi Mas Din." Jawabku. Majuh Mon jelennah Helman yeh.? Kata Muslim. Ok Bos. Jawabku. Pukul 14.15 kami berangkat. Matahari saat itu bersembunyi di balik awan awan tipis yang menghiasi wajah langit Kota Jember.
        Dengan semangat kami berangkat menuju ke tempat Observasi yang sama dengan sebelumnya di BOBIN. Dari Jalan Halmahera kami belok kiri menuju Jalan Jawa. Jalan Jawa Siang itu. Sampai bundaran DPRD kami menuju Jalan Kalimantan. Kondisi yang sama seperti yang terjadi di Jalan Jawa. Untuk mengusir sepi kami ngobrol sekitar kehidupan sehari-hari. Sampai di Lampu merah Mastrip kami mengambil belok kanan. Muslim lantas berkata. "Biasanah e lampu merah Patrang beddeh Pak Silup (polisi)." Saya menjawab. "Adek Silup setiah. mareh jum'atan." Lampu merah Patrang telah berlalu. Kami terus berkendara ke arah timur laut. Kondisi jalan ke arah Arjasa, siang itu lumayan lancar. SPBU Baratan disana nampak sepi. Kami terus melanjutkan perjalanan ke arah Candi Jati.
        Tak lama berselang kami sudah sampai di lokasi Observasi. Sampai di depan BOBIN Kam menoleh ke arah pabrik di seberang jalan. kondisi sepi dan lengang. Hanya satu dua kendaraan yang melintas. Muslim berkata, "tojuk edimmah se nyaman.?" Kareplah jawabku. Lantas kami ke Utara Hingga depan tempat jualan yang tidak dipakai. Lantas kami memutuskan untuk berbalik arah dan terdapat sebuah toko kecil yang terbuat dari bambu. Toko itu terletak didepan sebuah rumah' yang sangat sederhana. Aruah beddeh Mbak Risa tojuk e adek en bungkoh budinah toko. Kata Muslim. Kami kemudian meletakkan sepeda motor di pinggir jalan. Helm kami letakkan tempat duduk yang terbuat dari bambu itu. Kami kemudian menghampiri Mbak Risa yang duduk didepan rumah pemilik toko yang sederhana dan agak kurang layak huni. Kami duduk menghadap tepat ke arah BOBBIN. Waktu itu cuaca sudah agak mendung. Angin berhembus dari timur laut membawa awan awan gelap. "Sudah Dari tadi Mbak Risa.? Tanyanku. "Mulai tadi sekitar sebelum dan jam dua siang." Jawab Mbak Risa. Kami mengamati sekitar. Seorang nenek nenek keluar dari dalam rumah dan berkata, "Lebbuh Bing jek e luar." Ia Mbah jawab Mbak Risa. Kami tetap duduk di kursi kayu yang sudah agak rusak. Muslim duduk di kursi plastik. Sedang yang di kursi kayu adalah Mbak Risa, kerupuk, helm milk Mbak Risa dan saya diujung kursi yang paling rusak. Tempat yang saya duduki sudah agak ambles ke bawah. "Ayo dimakan kerupuknya." Kata Mbak Risa. Sembari duduk sambil melakukan observasi kami sesekali memakan kerupuk.
        Gerimis gerimis manja mulai menetes ke Arcapada. Meskipun demikian Kami tetap berusaha fokus. Semakin sore situasi jalan semakin sore semakin ramai. Kendaraan yang melintas Semakin beragam. Angin bertiup semakin kencang. Udara semakin terasa menusuk tulang. Sudah Nemu tema Slim.? Tanyanku pada Muslim. Belum jawab Muslim kamu.? Aduh paddeh belum. Ayo lanjutkan merenung mengamati dan merenungkan tema. Jawabku. Gerimis makin semangat menghujam bumi. Waktu sudah hampir pukul 15.45 sudah hampir jam empat sore. Padahal jam setengah lima aku sudah harus memulai Sholawat Nariyah. Ayo pulang sebelum hujan benar-benar mengepung kita. Begitu kataku. Setelah itu kami mengendarai sepeda motor untuk kembali ke Jember. Hujan semakin deras mengguyur daerah Candi Jati. Kami mengendarai sepeda motor dengan memakai mantel karena hujan semakin deras dengan disertai angin kencang. Dalam perjalanan pulang kami tidak lagi banyak mengamati sekitar Karena celana sudah mulai basah terkena tetesan tetesan air hujan yang ditambah hembusann angin kencang. Sampai di Jalan Kalimantan ada pohon tumbang terkena angin yang berhembus kencang. Robohnya pohon menyebabkan jalan Kalimantan sedikit  terhambat. Sampai di Kontrakan aku langsung berganti pakaian. Ya beginilah rutinitas di hari kiamat sore. Saya harus segera menuju ke tempat Sholawat Nariyah. Demikianlah Observasi yang kedua.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here