Max Weber, Teori Dan Aplikasi - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, August 18, 2019

Max Weber, Teori Dan Aplikasi

Oleh : Teguh Kasiyanto



Sumber gambar : google

Sejarah Singkat
Max Weber sebuah nama yang lazim didengar di kalangan akademisi teori sosial. Ia adalah orang yang teori-teorinya banyak digunakan di berbagai cabang ilmu sosial. Sebagai contoh salah satu teori Weber yaitu teori birokrasi, dibahas dalam rumpun teori administrasi. Selain teori birokrasi, masih banyak pemikiran pemikiran Max Weber yang digunakan dalam berbagai rumpun teori sosial.
Max Weber adalah salah satu Sosiolog Jerman. Max Weber dilahirkan pada 21 April 1864 di kota Erfurt Jerman. Dia dilahirkan dari kalangan keluarga kelas menengah Jerman. Max Weber berasal dari keluarga pedagang linen dan tekstil di Jerman Barat. Ayahnya adalah seorang ahli hukum sekaligus seorang birokrat yang cemerlang pada saat itu. Ibu Max Weber sendiri adalah seorang penganut Calvinis yang taat. Berbeda dengan ayahnya, ibunya lebih memiliki perhatian pada dunia lain atau dunia spiritual. Di kemudian hari. Kedua latar belakang dari orangtuanya ini sangat berpengaruh pada orientasi intelektual dari Max Weber.
Ketika Max Weber berusia 5 tahun. Keluarganya memutuskan untuk pindah ke Berlin. Di kota yang kini menjadi ibukota negara Jerman inilah Ayah Max Weber menjadi politisi yang sangat dikenal. Saat Weber berusia 4 tahun, Dia terkena penyakit meningitis. Weber kecil lebih suka membaca daripada berolahraga. Karena tumbuh di kalangan keluarga yang sangat terdidik, membuat Max Weber matang Dalam usia yang cukup muda.
Saat Max Weber berusia 13 tahun, dia mulai menulis esai. Salah satu esainya membahas tentang sejarah Jerman. Weber muda memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap buku-buku sejarah. Sehingga Saat usianya memasuki 15 tahun, Dia sudah terbiasa membuat tulisan dan catatan catatan panjang atas buku-buku yang dibacanya. Dia juga mengkritik teman-temannya yang memiliki selera yang rendah.
Di musim semi pada tahun 1882, Max Weber menyelesaikan pra universitasnya. Dia dikenal oleh guru-gurunya sebagai seorang pemuda yang tidak terlalu tekun dalam belajar. Kematangan mentalnya pun dipertanyakan oleh guru-gurunya. Setidaknya kesan negatif itulah yang diterima oleh guru Max Weber. Namun demikian, tidak susah bagi orang seperti Max Weber untuk memperoleh keinginannya. Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikannya ke Heidelberg. Sebuah tempat di mana nama besar ayahnya dibentuk. Di Heidelberg, sebagaimana ayahnya Weber mempelajari hukum. Selain itu, Weber juga mempelajari pengetahuan lain seperti budaya, sejarah, ekonomi, dan filsafat. Karena pengaruh ayahnya yang kuat membuat max level mempelajari hukum. Dan dari pengaruh ibunya, dia mempelajari filsafat dan teologis yang berkembang pada waktu itu.
Semasa menjadi mahasiswa, Weber selalu bangun di pagi hari. Dia mengawali paginya dengan mengikuti perkuliahan pagi. Selepas kuliah, Dia menghabiskan satu jam waktunya untuk berada di aula duel. Pukul 12.30 dia melakukan makan siang dan kadang-kadang disertai dengan minum anggur. Aktivitas surinya sangat beragam, mulai dari jalan-jalan, berdiskusi hingga permainan kartu yang berat. Sedangkan aktivitasnya di malam hari Mulai dari makan malam di restoran hingga memeriksa catatan-catatan perkuliahan.
Di usianya yang ke-19, dia mengikuti semacam kegiatan wajib militer. Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai kegiatan ini. Dia tidak cukup kuat untuk mengikuti latihan latihan militer yang diwajibkan. Bahkan sepulang dari latihan militer di jam 09.00 malam. rasa lelah tidak cukup membuatnya dapat tertidur. Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan militer sangat jauh berbeda dengan kehidupan akademis yang dia tekuni.
Pada tahun 1884, Max Weber menyelesaikan program latihan militernya. Pasca menyelesaikan latihan militer, dia melanjutkan proses perkuliahannya di Berlin dan Gottingen. Dua tahun kemudian untuk pertama kalinya Max Weber menjalankan ujiannya dalam bidang hukum. Akan tetapi di tahun 1885 dan 1887 Weber kembali mengikuti kegiatan kemiliteran. Bahkan pada tahun 1888 dia ikut serta dalam kegiatan militer di perbatasan Jerman.
Seusai menjalani masa perkuliahannya, Weber bekerja di sebuah pengadilan Berlin. Dia memiliki minat yang sangat besar dalam kajian hukum dan ekonomi yang saling melengkapi. Beberapa tahun berikutnya, Weber menyelesaikan tesis dan disertasinya yang memiliki fokus pada hukum dagang serta sejarah kongsi dagang abad pertengahan.
Max Weber menikah dengan seorang temannya yang bernama Marianne. Namun Jauh sebelum itu, Weber pernah mencintai salah satu putri dari saudari ibunya. Gadis yang dicintainya tersebut sempat masuk ke rumah sakit jiwa. Hingga Weber memutuskan hubungan dengannya karena perhatiannya yang cukup besar pada gadis itu. Pada tahun 1894, Weber memperoleh jabatan profesornya dalam bidang ekonomi pada Universitas Freiburg. Pada tahun 1895, dia menyampaikan pidato pengukuhan gelar profesornya dengan judul "Negara Nasional dan Kebijakan Ekonomi" di Freiburg.
Pada 1897, ayah Weber meninggal dunia. Sebuah pertengkaran hebat antara Weber dan ayahnya sempat terjadi sebelum 1897. Dalam hal ini Weber membela ibunya. Pertengkaran yang terjadi ini di kemudian hari membuat Weber sangat menyesal dan depresi. Pada 1898 hingga awal abad ke 20. Serangkaian penyakit menyerang Max Weber. Bahkan dia sempat dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa untuk beberapa waktu.
Setelah serangan penyakit yang sangat kronis, Weber akhirnya dapat kembali ke dunia akademis yang dia geluti. Pada tahun 1904. Dia sempat pergi ke Amerika untuk menjelaskan struktur sosial masyarakat Jerman. Setidaknya Pada kurun 1904-1918 Weber aktif dalam berbagai kegiatan akademis, baik berupa diskusi-diskusi maupun penelitian yang mendalam. Pada akhir 1918. Weber kembali diserang sakit. Tahun 1920, sang prata dasar teori tindakan rasional ini menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Max Weber dikenal sebagai salah satu dari tokoh sosiologi klasik. Namun demikian, ada pula anggapan bahwa dia adalah peletak dasar teori sosiologi modern. Menurut Abercrombie dkk (2010:611), ada lima alasan mengapa Weber disebut sebagai peta dasar bagi sosiologi modern. (1). Dia telah menyediakan suatu pernyataan sistematis tentang landasan konsep perspektif sosiologi. (2). Dia telah mengembangkan sebuah filsafat ilmu sosial yang koheren, yang mampu mengenali permasalahan mendasar dalam menjalankan tindakan sosial. (3). Dalam berbagai bidang penting dia telah memahami karakteristik dasar peradaban industri modern. (4). Melalui kajian-kajian empirisnya tentang masyarakat modern tersebut, dia telah mengidentifikasi sejumlah isu kunci yang telah menjadi fokus perdebatan penting dalam disiplin ini. (5). Perjalanan hidupnya sendiri dalam banyak hal menyediakan contoh kuat tentang Bagaimana sosiologi sebagai sebuah pekerjaan yang patut ditekuni dengan sepenuh hati.

Verstehen
Menurut Weber, ilmuwan sosial memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh ilmuwan alam. Ilmuwan sosial dapat menjelaskan berbagai fenomena sosial yang terjadi di sekitar. Hal tersebut tentu tidak ditemukan di kalangan ilmuwan alam yang mengkaji atom, karena fenomena sosial berbeda dengan fenomena alam.
Istilah verstehen dikenal sebagai interpretatif. Istilah tersebut dalam kalangan sejarawan Jerman dikenal juga dengan istilah hermeneutik. (Ritzer, 2012:1999). Verstehen adalah salah satu upaya Max Weber untuk menunjukkan jika Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu memiliki dasar atau interpretasi yang unik. Dia berupaya menjelaskan jika verstehen adalah sebuah metode yang ilmiah. Secara umum, verstehen adalah upaya untuk mengetahui motif dari tindakan seseorang secara lebih mendalam.

Tipe Ideal
Tipe ideal adalah salah satu sumbangan intelektual Max Weber kepada dunia birokrasi. Weber percaya jika seorang sosiolog memiliki tanggung jawab untuk membangun kerangka konseptual. Kerangka konseptual tersebut kemudian diwujudkan dengan adanya tipe ideal.
"Suatu tipe ideal dibentuk oleh penekanan bersisi satu sudut pandang atau lebih. Dan oleh sintesis segudang fenomena individual konkrit yang tersebar, yang berlainan, yang kurang atau lebih hadir dan kadang-kadang absen, yang disusun menurut sudut sudut pandang bersisi satu itu menjadi suatu konstruksi analitis terpadu. Di dalam kemurniaan konseptualnya, konstruksi mental itu, tidak dapat ditentukan di mana pun secara empiris di dalam realitas." (Weber dalam Ritzer. 2012:202).
Tipe ideal tidak serta merta disusun oleh ilmuwan secara serampangan. Akan tetapi sebuah tipe ideal disusun secara sistematis dengan cara mengumpulkan seluruh unsur-unsur yang berkaitan dengan suatu hal yang kemudian dipilah. Dalam perspektif Weber, tipe ideal disusun secara induktif.
Tipe ideal disusun untuk mengetahui apa saja yang seharusnya ada. Misalnya, kita akan menggambarkan pemerintahan yang ideal. Maka yang kita lakukan adalah mengumpulkan hal-hal yang menggambarkan pemerintahan yang baik atau bahkan berkeadilan. Dengan adanya tipe ideal, kita akan mengetahui hal-hal yang tidak ideal atau tidak seharusnya terjadi. Dalam birokrasi, terdapat alasan untuk terjadinya sebuah penyimpangan sehingga tidak tercipta tipe ideal. Alasan-alasan tersebut (Ritzer, 2012:204) adalah:

  • Tindakan-tindakan para birokrat yang dimotivasi oleh informasi yang salah.
  • Kesalahan-kesalahan strategis terutama oleh para pemimpin birokratis.
  • Kesalahan-kesalahan logis yang mendasari tindakan-tindakan para pemimpin dan pengikut.
  • Keputusan-keputusan yang dibuat di dalam birokrasi berdasarkan emosi.
  • Setiap irasionalitas di dalam tindakan para pemimpin dan pengikut birokratis.
Tipe ideal bukanlah gambaran terbalik dari kenyataan. Akan tetapi adalah pembesaran sudut pandang yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek kajiannya. Menurut Ritzer, setidaknya ada empat tipe ideal yang diperkenalkan oleh Max Weber yaitu:

  1. Tipe tipe ideal historis. Tipe ini berhubungan dengan fenomena yang ditemukan di dalam epos khusus.
  2. Tipe tipe ideal sosiologis umum. Tipe ini berhubungan dengan fenomena yang melintasi sejumlah periode historis dan masyarakat.
  3. Tipe tipe ideal tindakan. Tipe ini adalah tipe tindakan murni yang didasarkan pada motivasi dalam pelaksanaannya.,
  4. Tipe tipe ideal struktural, tipe ini adalah bentuk yang diambil oleh sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi tindakan sosial. Contohnya dominasi kaum modernis.

Tipologi Otoritas
Max Weber memiliki perhatian yang cukup besar pada struktur sosial terutama berkaitan dengan otoritas. Sebuah otoritas sangat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan birokratis. Secara mudahnya otoritas dapat berarti sebagai sebuah kekuasaan atau alasan bagi seseorang memberikan kuasa terhadap orang yang lain. Menurut Max Weber, ada tiga tipe otoritas:

  • Otoritas legal rasional, adalah otoritas yang dihasilkan melalui proses proses rasional. Proses-proses rasional tersebut dapat berupa pemilihan umum atau juga proses-proses lain yang demokratis. Otoritas jenis ini memiliki kekuatan hukum legal yang tetap dan kuat.
  • Otoritas kharismatik adalah jenis otoritas yang didasarkan pada kekuatan atau kemampuan batin dari seseorang. Orang yang memiliki kharisma akan mudah mempengaruhi orang-orang di sekitarnya serta memiliki kemampuan untuk menggerakkan mereka dengan pengaruh pengaruhnya. Orang yang memiliki kharisma akan dihormati dalam masyarakat tanpa diminta atau juga tanpa adanya peraturan khusus yang mengaturnya.
  • Otoritas tradisional, adalah jenis otoritas yang berlangsung secara turun-temurun baik melalui adat-istiadat maupun melalui bentuk-bentuk kebudayaan dan pembiasaan yang terus berlangsung. Karena sifatnya yang tradisional, otoritas jenis ini sangat tergantung pada setiap suku atau bangsa yang menerapkannya. Sebagai contoh, pergantian kepala suku dari suatu suku sangat bergantung pada cara ataupun keyakinan yang mereka miliki dalam memilih pemimpin. Cara tersebut bukanlah cara-cara rasional, melainkan merupakan endapan proses berulang-ulang yang berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Tindakan Sosial
Ketika kita melakukan sesuatu hal, Pernahkah kita memikirkan alasan mengapa kita melakukan hal tersebut? Apakah setiap tindakan yang kita lakukan, kita selalu mengetahui sebab dan akibat dari tindakan tersebut? Setidaknya dua pertanyaan tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan dasar bagi kita baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan tersebut Memanglah sederhana. Akan tetapi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita akan mengetahui tentang motif atau tujuan dari tindakan tindakan yang telah kita lakukan.
Teori tentang tindakan sosial adalah salah satu teori yang cukup dikenal dan sangat identik dengan Max Weber. Dengan teori tindakan sosial ini, Max Weber berusaha mengetahui alasan dari setiap tindakan individu yang berada di sekitarnya. Tindakan rasional yang diperkenalkan oleh Max Weber ini, didasarkan atas alasan alasan rasional dari seseorang dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Max Weber membagi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu menjadi empat tipologi. Berikut pembagian tindakan sosial menurut Max Weber:

  • Tindakan rasional instrumental adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dikarenakan individu tersebut memiliki tujuan tujuan yang ingin dicapainya, sehingga individu tersebut melakukan serangkaian upaya-upaya untuk mewujudkan apa yang ia inginkan. Sebagai contoh, seorang remaja bercita-cita menjadi prajurit TNI. Karena keinginannya tersebut, ia setiap hari berolahraga dan melatih kekuatan tubuhnya. Setiap hari dia berlari secepat mungkin untuk dapat mencapai target. Seluruh yang dilakukan oleh remaja tersebut adalah serangkaian tindakan dalam langkah usaha menggapai cita-citanya.
  • Tindakan rasional berbasis nilai adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu dikarenakan kepercayaan terhadap suatu agama. Tindakan tersebut dilakukan bukan hanya karena sebuah kebiasaan, akan tetapi individu tersebut memiliki kesadaran bahwa yang dia lakukan adalah ajaran dari kepercayaan yang dia yakini. Sebagai contoh dari tindakan ini adalah seorang individu yang beribadah secara tekun karena dia meyakini apa yang dia lakukan akan membawa sebuah kebaikan.
  • Tindakan afektif adalah tindakan yang dilakukan oleh individu karena didasari oleh perasaan emosional atau juga karena dilandasi sikap berpura-pura. Tindakan semacam ini sangat sulit dipahami karena terkadang berjalan di luar kebiasaan atau juga di luar pikiran rasional.
  • Tindakan tradisional adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu karena sudah berlaku sebagai sebuah kebiasaan atau sebuah tradisi yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Orang yang melakukan tindakan tradisional ini, tidak mempertanyakan ulang alasan-alasannya melakukan tindakan tersebut. Mereka menganggap tindakan tersebut wajar karena sudah dialami secara berulang-ulang.

Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme
Karena pengaruh dari ibunya yang begitu kuat, Weber juga sempat meneliti tentang masyarakat Protestan. Yang membuat dia tertarik adalah orang-orang Protestan lebih banyak yang kaya dan mapan kehidupan ekonominya. Rasa penasarannya tersebut memuncak hingga lahirlah karya besarnya yang berjudul "The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalisme" .
Ibu dari Max Weber adalah seorang pengikut calvinisme. Calvinisme sendiri adalah merupakan salah satu sekte dari Protestan. Weber menyatakan bahwa yang membuat kaum Protestan lebih kaya daripada yang lain adalah perpindahan sekte calvinisme ini. Doktrin tersebut kiranya berbunyi "hanya orang kaya lah yang akan bertemu Tuhan di surga nanti". Hal ini menimbulkan pengikut sekte calvinisme saling berlomba-lomba memperkaya diri guna mencapai kecepatan pada Tuhan.
Di sisi seberang, doktrin kaum Katolik jauh berbeda dengan sekte calvinisme. Para penganut Katolik melakukan serangkaian ibadah ibadah di gereja gereja dan menghabiskan waktu mereka untuk melakukan pengakuan atas dosa dosa dihadapan pastor. Perbedaan doktrin ini kemudian menyebabkan kaum Katolik menjadi sangat pasrah dan menerima apa adanya nasib kehidupan mereka.

Referensi:

  • Abercrombie, Nicholas, dkk. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
  • Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Edisi ke-8. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
  • Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern. Edisi ke-7. Yogyakarta. Kencana
  • Ritzer, George. 2014. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Cetakan ke-11. Depok. RajaGrafindo Persada
  • Weber, Max. 2009. Sosiologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
  • Weber, Max. 2010. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme. Yogyakarta. Pustaka Pelajar


1 comment:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajopk.club....^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete

Post Top Ad

Responsive Ads Here