PASAR MODERN DAN PENEBANGAN HUTAN LIAR DALAM JANGKA JAYABAYA - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, April 12, 2018

PASAR MODERN DAN PENEBANGAN HUTAN LIAR DALAM JANGKA JAYABAYA


Apa kabarnya para pembaca. Semoga senantiasa mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan tentang tafsir atas poin-poin dari jangka jayabaya. Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas tiga poin awal dari jangka jayabaya, yang salah satu isinya mengisyaratkan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga: 


Pada kesempatan kali ini, kita akan melakukan pembahasan poin keempat hingga keenam jangka jayabaya. Namun sebelum pembahasan saya uraikan lebih lanjut, tidak bosan bosan saya mengingatkan jika tulisan ini dibuat untuk memperkaya khasanah pengetahuan. Tulisan ini tidak bermaksud mencela atau bahkan merusak keyakinan pembacanya. Jadilah membaca yang cerdas di seluruh bacaan yang anda temukan. Nah, poin keempat hingga keenam dari jangka jayabaya adalah sebagai berikut: 
  • Kali ilang kedhunge, (Sungai kehilangan mata air)
  • Pasar ilang kumandang, (pasar keuangan suara).,
  • Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak, (itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat).,
Nah, itulah ketika poin dari jangka jayabaya yang akan saya bahas kali ini. Jika terdapat penafsiran yang menurut anda kurang tepat, silahkan tulis di kolom komentar beserta argumentasinya.


Hilangnya Mata Air. 
Sungai adalah jalan bagi mengalirnya air dari hulu menuju ke hilir. Bagi masyarakat pertanian seperti halnya masyarakat jawa, air sangat penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman pangan. Jika ketersediaan air menipis, dampak yang ditimbulkan akan sangat luas. 
Pada jangka jayabaya disebutkan, "Kali ilang kedhunge, (Sungai kehilangan mata air)." Hilangnya mata air yang menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian, disebabkan oleh semakin maraknya penebangan hutan secara liar. Penerbangan hutan secara liar tersebut mengakibatkan tanah juga tidak mampu menyerap air lebih banyak saat musim hujan. Akibat yang ditimbulkan selanjutnya adalah adanya bencana banjir bandang serta tanah longsor. 
Saat musim kemarau datang, yang terjadi adalah kekeringan panjang. Sungai-sungai mengering tak lagi ada airnya. Sumber mata air di hulu sungai telah lenyap karena maraknya pembalakan hutan. Jika hal ini dibiarkan, maka pulau jawa akan mengalami kekeringan dan kegagalan panen. Akan tetapi, kita tidak boleh menggunakan poin keempat dari jangka jayabaya ini sebagai legitimasi untuk menjarah hutan.

Mundurnya Pasar Tradisional, Pesatnya Pasar Modern
Pada saat kita masih berusia 5-7 tahun, terutama bagi yang lahir sebelum tahun 2000, mungkin salah satu diantara anda pernah diajak ke pasar tradisional. Lazimnya di pasar tradisional terjadi tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Proses bertransaksi antara perdagangan dan pembeli disertai proses tawar menawar tersebut, telah terjadi jauh sebelum indonesia memeluk kemerdekaan. 
Semenjak tahun 2000, lagu perkembangan pasar modern semakin menjadi-jadi. Yang menjadi perbedaan yang mencolok antara pasar tradisional dan pasar modern adalah tidak adanya proses tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Sebaliknya, pembeli bebas menentukan barang-barang yang akan dibeli olehnya. Keramaian yang dulu terjadi di pasar tradisional antara pedagang dan pembeli, tidak lagi terjadi pada pasr modern. "Pasar ilang kumandang" begitu kata jangka jayabaya. Menurut data yang dirilis pada tahun 2017, pasar modern yang berbentuk minimarket berkembang sangat pesat.

Disamping berkembangnya pasar modern berubah minimarket, hadirnya tuku online sebagai dampak dari kemajuan teknologi, semakin membuat pernyataan pada jangka jayabaya tersebut makin nyata. Dalam transaksi jual beli online, tidak ada suara dalam pengertian lisan yang dikeluarkan baik oleh penjual maupun pembeli. Dalam proses transaksi jual beli dilakukan secara senyap tanpa adanya hiruk pikuk nanoe lalang sebagaimana yang terjadi pada pasar tradisional. Berikut adalah 10 besar tuku online terbaik di indonesia yang bersumber dari liputan6.com .

Perubahan yang terjadi pada pola berbelanja masyarakat, secara umum dapat menunjukkan adanya dinamika dalam kehidupan masyarakat jawa. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut terutama dalam proses jual beli, menunjukkan adanya pergeseran gaya hidup dari masyarakat jawa,  yang awalnya sangat komunal, menjadi sangat individual. 

Datangnya Zaman Jayabaya
Ramalan jayabaya dibuat untuk memprediksi sejak rasain kediri pinggang akhir dari kehidupan di tanah jawa. Jika merujuk pada pernyataan tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa datangnya zaman jayabaya adalah akhir dari kehidupan di tanah jawa. 
Untuk memahami point keenam ini, kita harus memahami 5 poin sebelumnya. Jika diurutkan dari awal, maka 5 poin sebelumnya menggambarkan urut-urutan zaman yang berlangsung di tanah jawa. Urut-urutan zaman tersebut berlangsung sejak zaman penjajahan, kemajuan dalam bidang transportasi, terjadinya kerusakan alam hingga perubahan pola hidup pada masyarakat.  Jika merujuk pada urutan-urutan tersebut, maka seharusnya, poin keenam ini menggambarkan detik-detik akhir tanah jawa.

Demikianlah pembahasan pada kali ini. Semoga dapat menambah wawasan dan khazanah pengetahuan anda semua. Semoga dengan adanya tulisan ini, anda dapat semakin menyadari betapa ilmu dari Tuhan Yang Maha Esa lebih sempurna dari pengetahuan manusia dengan segala akal budinya.

Sumber gambar: Bayu Wicaksono
Sumber Buku: Babad Tanah Jawi karya Soedjipto Abimanyu, Penerbit : Laksana
Sumber Internet :

1 comment:

Post Top Ad

Responsive Ads Here