Belajar Yakin Dari KAI - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, August 17, 2018

Belajar Yakin Dari KAI


Pernahkah anda melakukan perjalanan dengan naik kereta api? Jika pernah, apakah yang selama ini anda amati ketika melakukan perjalanan dengan naik kereta api? Apakah selama ini sudah perjalanan Anda hanya habis untuk mengamati pemandangan di luar jendela? Ataukah selama ini anda selalu mencari kenalan kenalan baru di setiap perjalanan?
Selama ini saya telah beberapa kali melakukan perjalanan dengan naik kereta api. Akan tetapi pada perjalanan satu minggu yang lalu, saya menemukan hal yang cukup mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ketika saya naik kereta api dari Yogyakarta hingga ke Jember, Saya menyadari bahwa saya dapat belajar yakin dari apa yang diterapkan oleh PT KAI.
Pernahkah ketika Anda naik kereta api kemudian Ada petugas yang menjajakan aneka makanan dan minuman? Mereka selalu menjajakan makanan dan minuman walaupun terkadang belum ada pemesanannya. Apakah mereka tidak melakukan sebuah perhitungan? Saya kira tentu saja dari pihak perusahaan telah melakukan berbagai macam perhitungan yang sangat matang.

Betapa tidak, Terkadang saya bertanya apakah dari KAI tidak memperhitungkan orang-orang yang membawa bekal dari rumah? Akan tetapi, sangat mungkin tidak semua penumpang membawa bekal dari rumah mereka masing-masing. Sehingga potensi untuk terbeli oleh penumpang sangatlah mungkin. 
Bagaimana dari pihak perusahaan kereta api dapat mencapai keadilan tersebut? Coba kita perhatikan! Ketika kita naik kereta api, tidak kita jumpai satu pun pedagang yang berasal dari rakyat jelata atau pedagang asongan. Seluruh makanan dan minuman diperdagangkan oleh satu kelompok saja. Artinya dengan berbagai cara yang sangat terkesan monopoli, keyakinan akan keterbelian tersebut sangat mungkin dicapai. 
Saya tidak akan membahas tentang monopoli perdagangannya. Akan tetapi, kita sangat mungkin melakukan monopoli terhadap diri kita sendiri untuk mencapai sebuah keyakinan. jika perusahaan saja dapat melakukan analisis dan upaya untuk tercapainya pendapatan, Mengapa kita sebagai hamba Tuhan tidak dapat melakukan hal yang sama? 
Mengapa kita tidak belajar yakin dari apa yang kita Amati dan kita temukan di sekeliling? Harusnya kita sebagai makhluk yang memiliki Tuhan Yang Maha kaya, kita lebih yakin dapat hidup dengan kecukupan dan tanpa kekurangan hal apapun. Bukankah keterbelian terhadap makanan dan minuman di atas kereta api berasal dari pemikiran yang optimistis.? Oleh sebab itu, marilah kita berpikir optimis dan berprasangka baik kepada Tuhan Yang Maha Esa tentang segala kesulitan dan keterbatasan yang kita alami.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here