By : Teguh Kasiyanto
Disaat senja,
Aku selalu memandangnya,
Saat ia mulai menerpa,
Sang Suryapun mengerutkan wajahnya.
Aku selalu memandangnya,
Saat ia mulai menerpa,
Sang Suryapun mengerutkan wajahnya.
Aku selalu memandang senja,
Namun aku membencinya,
Senja menggulung cahaya,
Senjalah yang gantikan cahaya dengan gulita.
Namun aku membencinya,
Senja menggulung cahaya,
Senjalah yang gantikan cahaya dengan gulita.
Janganlah engkau seperti senja,
Meski indah namun tinggalkan luka,
Karena engkau adalah pelita,
Jangan engkau sembunyi dibalik wajah derita,
Sinarilah daku dengan kesucian cinta.
Meski indah namun tinggalkan luka,
Karena engkau adalah pelita,
Jangan engkau sembunyi dibalik wajah derita,
Sinarilah daku dengan kesucian cinta.
No comments:
Post a Comment