DEMOKRITOS Sang Penutup Filsuf Alam - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, March 6, 2017

DEMOKRITOS Sang Penutup Filsuf Alam

By : Teguh Kasiyanto

Silsilah Keilmuan


Demokritos yang hidup pada tahun 460-360 sebelum Masehi merupakan murid dari Leukippos. Sementara itu Leukippos berasal dari Miletos. Ia murid dari Parmenides yang hidup pada masa filsafat Elea. Parmenides lahir di Elea tahun 540 sebelum maseh. Parmenides merupakan penggemar sekaligus murid dari Xenophanes. Xenophanes hidup antara 570-460 sebelum masehi. Meskipun tak sepenuhnya terpengaruh filsafat Miletos (Thales dkk) namun xenophanes membawa beberapa gagasan filsafat Miletos. Sehingga masih bernafaskan Filsafat alam Miletos. Silsilah Keilmuan ini secara tidak langsung berpengaruh pada pemikiran Demokritos.

Masa Hidup


Demokritos hidup pada tahun 460-360 sebelum Masehi. Lahir di kota Abdera bagian dari Balkan. Dia adalah seorang ilmuwan alam yang berpengetahuan luas dan dalam berbagai bidang pengetahuan. Karyanya meliputi berbagai disiplin ilmu pengetahuan, meliputi ilmu alam, ilmu tumbuh tumbuhan, ilmu tabib, hal ihwal perang, etik dan yang lainnya. Demokritos adalah seorang perantau. Telah banyak negeri yang ia kunjungi. Hal ini membuat otak dan pikiran Demokritos menjadi makin terang dan luas. Dia sangat gemar menuntut ilmu. Menurutnya dia lebih suka membedah soal-soal matematika daripada menjadi seorang raja Persia. Demokritos adalah murid dari seorang filsuf alam yaitu Leokippos.

Dalam pandangannya tentang alam, pandangannya Demokritos tak jauh berbeda dengan gurunya. Menurutnya alam ini tak lain daripada atom dan gerakan-gerakannya. Atom itu tak bermula dari tak berakhir. Atom ada selama lamanya dan jumlahnya banyak sekali. Atom adalah benda yang bertubuh, sekalipun sangat halus tubuhnya. Diantara atom yang banyak itu terdapat lapang yang kosong tempat atom tersebut bergerak. Untuk menyatakan bahwa ada lapang yang kosong, Demokritos mengemukakan empat pasal yaitu:
Pergerakan berkehendak (butuh) akan lapang (tempat) yang kosong, sebab (ruang) yang penuh tak dapat lagi memuat yang lain didalamnya.,
Sesuatu bisa jadi kembang (mengembang) atau padat (memadat), jika ada lapang (tempat) yang kosong diantaranya (disekitarnya).,
Hidup dari kecil jadi besar tersebab (disebabkan) karena makanan dapat masuk kedalam lapang yang kosong (perut) dalam badan.,
Jika dimasukkan abu kedalam sebuah gelas yang berisi air, melimpahlah 3/5/2017sebagian daripada air itu. Tetapi air yang terbuang itu tidak sebanyak muatan ruang yang berisi abu itu. Ini suatu tanda bahwa ada lapang yang kosong dalam sesuatu barang yang dimasuki oleh barang yang lain.
Atom dan lapang yang kosong adalah dua sendi bagi keterangan Demokritos tentang atom. Tetapi Demokritos sendiri masih merasa keteranganya belum sempurna. Keteranganya itu menimbulkan suatu persoalan yang sukar dan tak dapat ia selesaikan.

Sekelumit Permasalahan


Jika atom dipandang sebagai sebuah benda, ia mempunyai tubuh. Lantas betapa kecilnya tubuh itu.?  Setiap yang bertubuh masih dapat dibagi, sekalipun pembagian itu hanya dilakukan dalam pikiran saja. Dan sebuah benda yang masih bisa dibagi, bukanlah jadi bagian yang penghabisan (terkecil) atom. Kesulitan ini dibiarkan oleh Demokritos. Dia mengakui kegaiban dalam hal ini.

Tentang Anasir dan Jiwa
Demokritos sependapat dengan Heraklitos bahwa Anasir yang utama ialah api. Api itulah yang paling sempurna dan paling mudah bergerak. Ia terdiri dari atom yang sangat sangat halus, licin dan bulat. Ialah yang jadi dasar bergerak dalam segala yang hidup. Atom api ini (api) adalah jiwa. Jiwa itu tersebar (di) seluruh badan kita. Diantara tiap-tiap atom terdapat atom jiwa. Dan atom jiwa inilah yang menjadi sebab (tubuh) bergerak. Dalam tiap anggota tubuh kita, atom jiwa itu mempunyai jabatan tertentu. Begitulah otak tempat pikiran, jantung tempat amarah, hati tempat cinta atau keinginan. Waktu menarik nafas kita menarik atom jiwa dari udara. Dan saat mengeluarkan nafas, kita tolak ia keluar. Kita hanya akan dapat hidup selama dapat bernafas. Demikian Demokritos memudahkan pandangannya soal jiwa sebagai gerakan atom belaka. Atom dalam pandangannya tak lain daripada atom dan lapang (tempat) yang kosong. Menurutnya penglihatan, pendengaran, perasaan dan tujuan timbul dari gerakan atom itu.

Penglihatan dan Subjektifitas


Suatu barang (benda) tampak oleh kita karena beberapa atom barang itu yang tidak berhenti bergerak menyentuh atom api yang ada dalam mata kita. Karena persinggungan itu maka tampaklah barang (benda) itu di muka kita. Tetapi menurut pendapat Demokritos penglihatan itu tidak memberikan pengetahuan yang sebenarnya. penglihatan tidak hanya bergantung pada barang-barang diluar kita, tetapi terpengaruh juga oleh atom api dalam mata kita. Dengan penglihatan saja tak tampak segala gerak atom itu serta dengan perhubunganya. Yang dapat diketahui oleh panca indera kita hanya sifatnya yang kedua saja. Seperti: warna, rasa, bau, suara, hawa dan lain-lain. Sebab itu pandangan kita itu selalu bersifat subjektif, hanya benar menurut kita saja. Pandangan orang lain belum tentu sama dengan pandangan kita. Sebab itu pengetahuan yang sahih tidak terdapat dengan penglihatan. Hanya pikiran (yang) dapat mencapai pengetahuan yang sebenar-benarnya.

Metode Pembuktian Subjektifitas Mata
Untuk membuktikan bahwa mata itu subjektif, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Namun hal ini akan saya berikan hasil pengembangan pribadi dari pendapat Demokritos. Sementara pembaca dapat mengembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Metode pertama:
Panggillah seorang perempuan ke depan. Misalnya"A".
Panggillah seorang lagi perempuan. Misalnya"B".
Panggillah seorang laki-laki untuk maju juga. Misalnya"C".
Cara pembuktian.,
Pastikan perempuan"A" saling berhadapan dengan laki-laki "C".
Pastikan pula perempuan"B" menghadap kearah kepala bagian belakang perempuan"A".
Suruhlah mereka melakukan pengamatan terhadap orang didepannya.
Jika malam hari, matikan lampu beberapa detik. Tetapi jangan hentikan aktivitas pengamatan yang sedang berlangsung.
Setelah lampu kembali menyala, tetaplah melanjutkan pengamatan.
Setelah beberapa saat hentikanlah pengamatan.
Setelah pengamatan dinyatakan selesai, sampaikanlah kepada ketiga orang tadi hal berikut., "Setelah ini tolong ceritakan tentang apa yang sudah kalian lihat, dan jangan ceritakan yang kalian ceritakan yang pernah kalian lihat sebelum pengamatan tadi." Lalu setelah mereka bercerita (dengan jujur),  tanyakanlah pada masing-masing dari mereka pertanyaan berikut ini.,
Pada perempuan"A", "B" dan laki-laki"C". Dapatkah kamu melihat keseluruhan dari orang yang ada dihadapanmu.?
Jawabannya tentu tidak bisa. Karena mata hanya dapat melihat yang berada di depannya.
Metode kedua
Tunjuk tiga orang sebagaimana metode pertama.
Lalu aturlah posisi mereka seperti pada metode pertama.
Lalu suruhlah mereka melakukan pengamatan.
Kemudian mintalah mereka bertiga memejamkan mata secara perlahan.
Pastikan mereka tetap terpejam dalam beberapa detik.,
Kemudian suruhlah mereka membuka mata secara perlahan.
Mintalah mereka bertiga bercerita.
Lalu tanyakanlah kepada mereka pertanyaan berikut. "Apakah ada perubahan terkait yang mereka amati sejak mata terbuka, tertutup dan kemudian terbuka.
Jawabannya pasti ia. Karena pada saat mata mulai dipejamkan  dan dibuka secara perlahan, terjadi "perubahan intensitas cahaya" yang masuk ke mata. Ini juga memperkuat asuransi bahwa mata itu subjektif.
Pendapat Manusia
Dalam hal pendapat manusia, Demokritos sependapat dengan permenides yang membedakan antara kebenaran dan pendapat manusia. Tetapi dalam persamaan terdapat perbedaan. Menurut Parmenides, memandang pendapat manusia itu sebagai sebuah pengalaman, tak lain hanya bayang-bayang rupanya saja. Yang tidak mengandung kebenaran sedikitpun. Demokritos sebagai ahli ilmu alam, yang menyusun pengetahuannya dari pengalaman, ia tidak dapat meniadakan pengalaman itu. Bagi Demokritos pengalaman adalah hal yang nyata. Sekalipun pengalaman itu tidak memberikan pengetahuan yang Sahih. Dengan tanpa pengalaman maka tiadalah pengetahuan.
Bagi Demokritos ada hubungan tertentu antara penglihatan dan pikiran. Penglihatan tak pernah sampai kedalam lentera atom yang sehalus-halusnya, sedangkan pikiran sanggup"melihat". Tetapi sebaliknya pikiran pikiran hanya mungkin karena penglihatan. Penglihatan itu menghasilkan barang kuat dipiki. Kalau tak ada penglihatan maka tak ada pikiran. Begitulah cara Demokritos membuat jembatan antara penglihatan yang tak menghasilkan kebenaran dan pikiran yang dapat mencapai kebenaran. Pendapatnya ini menimbulkan kesukaran yang baru. Jika pikiran tergantung pada penglihatan, betapa pengetahuan yang dihasilkan oleh pikiran bergantung pada penglihatan dan pengetahuan yang diperoleh pikiran merupakan hasil penglihatan yang tidak membawa kesahihan.? Dalam hal yang tiada mengenai alam ruhanidan hanya fokus pada atom dan gerakanya soal itu tidak dapat diselesaikan oleh Demokritos. Demokritos sendiri menyikapi hal ini dengan arif. Sebagai seorang ilmuwan alam Demokritos hanya mau mengambil dari pengalamanya saja. Dia tidak mau mengambil dari luar pengalamanya yakni fisika. Dia tidak mau mengikuti orang-orang Elsa yang mencari kebenaran sampai metafisika (dibalik alam kita). Oleh sebab itu Demokritos sering kesulitan saat menghadapi kata "atom" dan "pikiran". Dia sering menemukan ketidaksesuaian antara yang ia lihat dengan pikirannya. Akhirnya Demokritos mengambil kesimpulan jika kebenaran itu dalam sekali dan tak dapat dijangkau.

Ajaran Etika

Demokritos merupakan penjaga tapal batas filosof alam. Dia menjadi pembuka bagi aliran filsafat berikutnya yaitu filsafat etik. Meskipun Demokritos juga sedikit terpaut dengan filsafat etika, namun filsafatnya tidak terpengaruh cita-cita dan ajaran suatu agama. Dia mengaitkannya dengan Alam. Etikanya bersifat rasional menurut akal saja. Menurutnya dimana-mana di dalam segala dunia ada makhluk. Dunia ini banyak sekali jumlahnya. Dunia kita satu diantara yang banyak. Oleh sebab itu harus insaf akan kekecilanya. Dan oleh sebab itu manusia janganlah sombong. Carilah kesenangan hidup dengan rendah hati. Menurutnya manusia adalah jenis dari "hewan". Hanya saja manusia berbeda dengan hewan karena memiliki pikiran. Jika ingin mencapai kesenangan hidup janganlah tujuan (cita-cita) terlalu tinggi. Sehingga tidak tercapai dengan tenaga sendiri. Tujuan yang tidak seukuran dengan tenaga itu akan menimbulkan kesusahan dan kesukaran, yaitu menjauhkan kesenangan hidup. Atur hidup dan tujuan itu dengan kekuatan tenaga dan sifat yang ada pada diri sendiri. Kesejahteraan hidup yang sebenarnya ialah kesenangan Ruh. Kalau ruh merasa senang, maka hiduppun senang. Kesenangan tidak didapatkan manusia sebagai pemberian alam Semata. Akan tetapi harus disertai dengan usaha. "Siapa yang mau berusaha niscaya akan mendapatnya".
Menurut Demokritos manusia itu seperti binatang dipengaruhi oleh hawa nafsu. Tetapi hewan takluk sepenuhnya pada hawa nafsu. Sementara manusia memiliki akal sebagai alat untuk melawan hawa nafsu. Akal mengajarkan pada kita untuk berbuat sederhana. Akal membatasi kebebasan nafsu. Orang yang merasa dirinya celaka bukanlah orang yang terkena kejahatan, Melainkan orang yang berbuat jahat. Dasar hidup ialah menguasai kehendak hati. Pimpinan hidup hendaklah semata-mata diserahkan pada akal, dan akal itu akan mendapat jalan lurus menuju kebahagiaan. Pendapatnya ini memperkuat posisi akal sebagai yang awal. Menurut Demokritos siapa yang berpedoman pada akal akan selamat.
Anak dan Tanah Air
Menurut Demokritos mendidik anak adalah perbuatan yang "sukar". Karena hasil didikan tidak dapat ditentukan terlebih dahulu. Sebab itu menurut Demokritos sebaik-baik orang jangan mempunyai anak, lebih baik mengambil anak angkat. Dalam hal ini ia dapat memilih. Kalau anak sendiri ia harus diterima sebagaimana keadaanya, menurut sifat dan pembawaannya ini memiliki pengaruh terhadap hasil didikan, .
Menurut Demokritos Tanah Air tidak ada . Tanah air yang dibatasi oleh laut, dibulatkan persatuan, bahasa dan bangsa. "Manusia itu semuanya bersaudara.  Tanah air orang yang adab ialah dunia seluruhnya." Pandangannya ini senada dengan pemikiran orang-orang Yunani pada masa itu. Selain itu juga dapat disebabkan karena dia adalah seorang perantau yang sudah bertemu dengan banyak orang asing.

Catatan :


Tulisan ini sebagian besar diambil dari buku "Alam Pikiran Yunani" Karya Mohammad Hatta. Namun dalam beberapa bagian diberi intepretasi yang diberi tanda ( ). Selain itu ada penyesuaian diksi dalam kalimat. Mengingat bahasa yang digunakan dalam buku ini merupakan bahasa pada era pertengahan abad ke-20.


Referensi Buku Rujukan
Alam Pikiran Yunani Karya Mohammad Hatta.,
Sejarah Filsafat Barat Karya Bertran Russel.

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here