HERAKLEITOS, PENCETUS LOGOS - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, October 5, 2017

HERAKLEITOS, PENCETUS LOGOS

By : Teguh Kasiyanto
Ilustrator : Andre Sempu

Herakleitos lahir di Ephesos. Oleh sebab itu dia sering dipanggil dengan sebutan herakleitos orang Ephesos. Dia hidup pada rentang waktu 540-480 sebelum Masehi. Dia memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan-pandangan filosof terdahulu. Namun, Herakleitos masih terpengaruh oleh filsafat Miletos, yang menyatakan sumber dari segala sesuatu salah satu dari anasir yang ada. Dan anasir yang asal itu menurutnya adalah api.

Api lebih dari yang lain. Api lebih nyata daripada air, apeiron dan udara. Setiap orang dapat melihatnya secara langsung. Api juga dapat bertukar rupa. Api membakar segalanya. Kemudian api tersebut merubah segala sesuatu menjadi dirinya dan kemudian berubah lagi menjadi abu. Api bertukar dengan semuanya. Panas matahari yang juga identik dengan api menjadi syarat penghidupan bagi makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan. Dari sinilah nampak Betapa api memiliki peran yang besar dalam kehidupan. Apilah yang dijadikan Herakleitos sebagai anasir yang asal. Pikirannya tidak terikat kepada alam yang nampak, atau alam-alam besar yang menjadi pengamatan para filosof filosof dari Miletos. Api menjadi kiasan dari Segala peristiwa di dunia ini. Api selalu bergerak dan berubah rubah. Begitu pula dengan segala sesuatu di dunia ini selalu berubah dan dinamis. Yang ada hanyalah pergerakan dan perubahan. Sehingga tidak boleh disebut ada, melainkan menjadi (maksudnya adalah segala sesuatu itu berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain maka disebut lah menjadi).


Segala sesuatu di dunia ini sama seperti api. Segalanya terus bergantian, saling memakan dan menghidupi diri sendiri. Segala permulaan adalah awal dari yang akhir. Hidup adalah awal dari sebuah kematian. Begitulah seisi dunia ini senantiasa bergerak dan berubah tidak ada yang tetap.

Penghidupan di dunia dan kemajuannya dapat diibaratkan sebagaimana air. Herakleitos mencontohkan saat kita mandi di sungai (di dalam air sungai). Saat kita mandi untuk kedua kalinya, Sepertinya kita tetap mandi di air yang sama. Akan tetapi Yakinlah, bahwa yang kamu gunakan untuk mandi saat ini Bukanlah air yang tadi. Air yang tadi telah pergi mengalir. Nampaknya saja air yang kita gunakan untuk mandi adalah air yang sama. Demikianlah di dunia ini. Tak ada yang tetap semuanya selalu berubah.
Dunia ini adalah tempat pergerakan. Setiap ada benda atau makhluk yang baru, benda baru tersebut menghancurkan yang lama dan mengakibatkan benda sebelumnya menjadi lawas (kuno). Dalam status bahasa kekinian, benda baru tersebut menyebabkan benda lama kurang update. Dunia juga menjadi medan perjuangan. Perjuangan dari dua golongan yang saling berlainan dan berlawanan. Dua golongan yang sama-sama banyaknya. Namun itulah perjuangan yang membuat isi dunia menjadi hidup. Perjuanganlah yang membuat muncul tanda-tanda kehidupan. Perjuangan adalah segalanya, raja dari segala-galanya (Hatta,2006:27).

Segala perubahan dikuasai oleh hukum dunia yang disebut logos. Logos artinya pikiran yang benar. Dari kata logos tersebut kemudian juga dikenal istilah logika. Logos lah yang menjadi dasar atau norma bagi manusia untuk melakukan sesuatu hal. Logos adalah kewajiban pikiran. Artinya pemikiran manusia haruslah benar. Orang yang mengetahui kewajiban pikiran untuk berlogos, dia bukan hanya orang yang pandai dan pintar, akan tetapi dia adalah orang yang sangat cerdik. Pernyataan tersebut memperkuat jika Herakleitos memandang Orang yang berpengetahuan dalam, sebagai orang yang benar-benar memiliki dan menikmati kesenangan.

Siapa yang mengetahui hukum-hukum dunia, dia akan berlaku sesuai ketentuan hukum tersebut. Begitulah logos menguasai dunia. Tindakan orang yang berlogos pun, akan dikendalikan oleh akalnya. Hukum yang berlaku pada dunia besar juga akan berlaku pada dunia kecil kita. Jika kita amati pandangan pandangan filosofis dari Herakleitos tersebut, kita akan dapat mengamati jika tujuan filsafatnya sudah mengalami perubahan antara dirinya, Thales, Anaximandros, dan Anaximenes. Itulah jasa terbesar dari Herakleitos. Yang menemukan dunia baru yang jauh berbeda daripada dunia dunia filosof terdahulu. Dunia pikiran. Dunia yang menjadikan filsafat terus hidup hingga saat ini.

Logos menjadi pusat perhatian dari filsafat Herakleitos tentang alam. Untuk mengetahui logos itu yang menjadi dasar dari sebenarnya yang terkandung dalam segalanya, hendaklah manusia menghilangkan prasangkanya jika pengalaman adalah sumber segala pengetahuan. Sebab pengalaman antara satu manusia dengan yang lainnya berbeda-beda dan terbatas.

Logos itu kekal selama-lamanya. Sebab itu tak ada gunanya mencari sebab musabab dari segala yang ada. Logoslah yang berkuasa. Sebab hal tersebut tidak perlu dilakukan. Menurut Herakleitos isi dunia itu tetap sama dan ada di setiap masa. Mereka ada selama-lamanya. Logos adalah bentuk lain dari api. Dia menyala namun tak nampak nyalanya. Logos berada dalam dada dunia ini. Sebab itu kemajuan di dunia ini sesuai dengan iramanya yang tetap.

Dalam pandangan Herakleitos, kejadian alam pada dasarnya serupa dengan Anaximenes dari Miletos. Walaupun berbeda dalam hukum-hukumnya. Sebab itu hanya perlu disebutkan jika alam berasal dari uap air yang ke atas bumi. Uap yang jernih membentuk matahari dan bintang-bintang. Sedangkan uap yang keruh menyebabkan yang basah. Sama halnya dengan jiwa. Jiwa adalah bagian dari uap yang basah. Semakin uap yang basah tersebut naik ke atas, semakin dekat ia dengan yang kering atau jernih. Semakin naik jiwa tersebut maka semakin baik ia.

Demikianlah pokok-pokok pemikiran dari Herakleitos. Meskipun tidak terlalu rinci dan mendalam, tapi mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Semoga tulisan ini dapat mempermudah pemahaman orang-orang yang sedang mencari jati diri dengan berfilsafat.

Referensi:
Hatta, Muhammad, 2006, Alam Pikiran Yunani, Jakarta, UI Pers.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here