RESENSI BUKU BABAD TANAH JAWI TERLENGKAP DAN TERASLI - ILMU BAROKAH MANFAAT

Recent

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, December 25, 2017

RESENSI BUKU BABAD TANAH JAWI TERLENGKAP DAN TERASLI


By : Teguh Kasiyanto
Penulis          : Soetjipto Abimanyu
Penerbit        : Laksana
Tahun Terbit : September 2017
Tebal             : 560 Halaman
Ukuran          : 15,5x24 cm
Harga             : Rp150.000,00 di Gramedia
ISBN.              : 978-602-407-214-8


Buku ini adalah buku yang secara komprehensif membahas sejarah jawa. Istilah babad biasa dikenal pada masyarakat Jawa untuk menjelaskan sejarah ataupun asal usul dari suatu tempat ataupun daerah. Babad Tanah Jawa ini menceritakan perjalanan pulau Jawa dari masa kemasa dari satu kepemimpinan menuju kepemimpinan yang lain.
Buku Babad Tanah Jawa ini memiliki beberapa keunggulan. Diantara keunggulan-keunggulan nya adalah: pertama, buku ini membahas sejarah pulau Jawa sejak generasi awal penduduknya., Kedua, data yang diambil dan disajikan di buku ini berasal dari berbagai sumber yang kemudian dikomparasikan dan saling melengkapi., Ketiga, disertai data pemimpin dari masing-masing dinasti hingga Mataram Islam. Keempat, disertakan kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Jawa pada abad ke-16.

Baca juga :

Buku Babad Tanah Jawa ini terdiri dari 13 Bab. Bab pertama dari buku ini membahas tentang kondisi geografis serta demografi Pulau Jawa. Gambaran umum tentang suku suku yang berdiam di dalam pulau Jawa dijabarkan dalam Bab pertama ini.
Kap kedua dari buku ini membahas tentang asal-usul penduduk Jawa. Dalam bab ini dijelaskan berbagai pendapat tentang asal-usul penduduk Jawa. Di antara pendapat-pendapat tentang asal usul pulau Jawa menyebutkan jika penduduk pulau jawa berasal dari bangsa Rum, Bangsa Cina, Bangsa India juga cerita tentang Aji Saka. Silsilah raja-raja Jawa juga disajikan dalam bab ini. Tidak ketinggalan pandangan masyarakat tentang Jayabaya juga ada di dalamnya.
Bab ke-3 dan ke-4 buku ini membahas tentang Kerajaan Mataram kuno dan kerajaan Kahuripan. Dalam buku ini dijelaskan jika Kerajaan Mataram Kuno juga dikenal dengan nama kerajaan Medang. Tapi ini yang menceritakan tentang berbagai macam dinamika politik baik pada masa kerajaan Medang maupun pada masa kerajaan Kahuripan. Kerajaan Kahuripan sendiri merupakan penerus dari kerajaan Mataram Kuno. Pendiri kerajaan Kahuripan adalah Raja Airlangga yang masyur namanya.
Bab ke-5 hingga ke-7 membahas tentang Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari dan kerajaan Majapahit. Kerajaan Kediri memiliki banyak pencapaian terutama dalam bidang karya sastra. Berbagai macam karya sastra dari India diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno. Raja Kediri Jayabaya yang terkenal akan ramalannya turut diulas di dalamnya. Kemunculan Singasari yang fenomenal disertai dengan takluknya Swarnabhumi kepada Singasari menjadi kisah yang menarik untuk dikuak. Munculnya Kerajaan Majapahit pasca keruntuhan Singasari, membuktikan adanya estafet kepemimpinan yang terus berlangsung di tanah Jawa. Berbagai macam pencapaian diraih pada masa kerajaan Majapahit.
Bab ke-8 dan ke-9 buku ini membahas tentang kerajaan Demak Bintoro Kerajaan Pajang. Dua kerajaan ini adalah kerajaan Islam di tanah Jawa. Raden Fatah adalah pendiri dari Kerajaan Demak. Dia adalah putra dari Brawijaya V melalui Putri Campa. Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, kerajaan Demak muncul memimpin Tanah Jawa. Setelah Sultan ke-3 Demak meninggal dunia, pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Pajang, dengan rajanya Hadi Wijaya atau Jaka Tingkir. Pada periode Kerajaan Pajang inilah Islam mulai masuk ke pedalaman Jawa.
4 bab terakhir dari buku ini membahas hal-hal yang cukup penting untuk diketahui. Bab Ke-10 dan ke-11 membahas tentang kerajaan Mataram dan kasultanan Surakarta atau Kartasura. Sementara bab ke 12, membahas tentang kerajaan-kerajaan kecil di Pulau Jawa pada abad ke-16. Yang meliputi: kerajaan Gresik, kerajaan Tuban, Pati, Sumenep, Blambangan, Cirebon dan Banten. Sedangkan pada bab ke-13 buku ini, Jelaskan tentang candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Singasari dan Majapahit.
Secara keseluruhan, buku ini sangat layak untuk dibaca. Buku ini direkomendasikan bagi pecinta sejarah Danbo cinta budaya. Akan tetapi, sayangnya buku ini tidak membahas tentang kebudayaan pasca masuknya Islam dan Kristen. Oleh sebab itu, alangkah lebih baik jika buku ini dapat disempurnakan kembali.

1 comment:

Post Top Ad

Responsive Ads Here